Konferensi Internasional Universitas Narotama Jelang New Normal :
Cari Berita

Advertisement

Masukkan iklan banner 970 X 90px di sini

Konferensi Internasional Universitas Narotama Jelang New Normal :

BIMABANGKIT
Senin, 13 Juli 2020

Oleh : Alwi Hilir, S. Kom, M. Pd Pemuda Asal Desa Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima NTB, menjadi presenter di Tingkat Internasional.

Media Info Bima Online - Konferensi Internasional daring bertajuk Covid-19 and New Normal: Economic, Business, Entrepreneurship, Technology and ICT Solution melalui Zoom Meeting Conference dan Youtube Live Narotama.

Jelang new normal, Universitas Narotama menyelenggarakan Konferensi Internasional daring bertajuk Covid-19 and New Normal: Economic, Business, Entrepreneurship, Technology and ICT Solution melalui Zoom Meeting Conference dan Youtube Live Narotama.

Konferensi Internasional tersebut diikuti 1.400 peserta, 100 presenter, dengan menghadirkan 14 keynote speaker dari tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Salah satunya adalah Wakil Rektor 1 Universitas Narotama, Dr Muhammad Ikhsan Setiawan ST MT.

Assoc Prof Dr Che Zalina Zulkifli dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia memaparkan mengenai bagaimana teknologi akan memegang peran yang amat besar dalam era New Normal yang akan kita jalani.

“Apa yang kebanyakan orang maksud dengan New Normal adalah keberadaan teknologi yang kini berjalan berdampingan dengan kita setiap detik agar kita bisa melakukan pekerjaan yang biasa kita lakukan. Yang biasanya tidak terlalu terpaku dengan ada atau tidaknya teknologi, kini semuanya bergantung padanya,” jelasnya.

Misalnya saja, untuk bertemu atasan dalam pekerjaan, seseorang membutuhkan aplikasi messaging atau video conferencing.

Untuk mengakses data pekerjaan kita harus mengakses penyimpanan cloud, dan lain sebagainya.

“Video calling akan menjadi New Normal dalam kalangan masyarakat dan akan kegiatan ini akan semakin familiar bagi seluruh lini masyarakat karena sudah cukup mereka kenal sebelum pandemik dan semakin sering mereka gunakan selama pandemik,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor 1 Universitas Narotama Dr Muhammad Ikhsan Setiawan ST MT menjelaskan tren yang akan terjadi di bidang pendidikan seperti penggunaan internet of things yang semakin digalakkan, pengembangan augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) untuk mendukung pembelajaran.

“Selain itu juga siswa dan mahasiswa akan dituntut untuk lebih bisa belajar secara mandiri. Dan tentunya layout kelas juga akan berubah menyesuaikan dengan social distancing dalam New Normal,” ujar Ikhsan.

Dengan diberlakukannya New Normal dan besarnya peranan teknologi di dalamnya, tentu saja skill yang berkaitan dengan teknologi akan semakin dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Oleh karena itu lulusan di bidang teknologi informasi akan semakin dibutuhkan.

“Sebelum New Normal saja lulusan dari teknologi informasi sudah sangat dibutuhkan perusahaan. Dengan New Normal ini kebutuhan akan semakin bertambah,” tuturnya.

Ikhsan menyebut kemampuan cloud dan infrastructure, software development, cybersecurity, data science, dan change management yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan pada era New Normal ini.
Sala satu presenter asal Bima NTB Alwi Hilir, S. Kom. M. Pd ini mengemukakan, Pandemi covid-19 telah banyak menggeser kebiasaan kehidupan sosial dan pemerintahan, termasuk sektor pendidikan. Sektor pendidikan seolah mengalami kegamangan dan turbulensi, yang memaksa hampir semua perencanaan kebijakan pendidikan harus berubah. Pemerinah ingin ada fase baru dengan masa pandemi ini dengan konsep new normal atau adaptasi baru.Wacana pemberlakuan adaptasi baru ini kian mencuat, seiring dengan adanya arahan dari Presiden Jokowi agar masyarakat mampu hidup berdamai di tengah pandemi covid-19. Diskursus new normal bidang pendidikan ini tentu saja bukan hal yang sederhana, sebab akan berdampak ke sejumlah sektor kehidupan masyarakat tanpa kecuali.

Meski kita berharap, dibukanya kembali sektor-sektor ekonomi termasuk industri dan pusat perbelanjaan, pariwisata, dan sektor pendidikan, tidak memicu gelombang kedua wabah Covid-19 ini. Tentu kebijakan ini diambil pemerintah atas sejumlah pertimbangan rasional khususnya untuk menggerakan roda ekonomi agar tetap berjalan, tetapi tetap menerapkan prosedur dan protokol kesehatan dan dukungan fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Publik sedang menantikan kebijakan apa yang akan diambil oleh pemerintah khususnya Kemendikbud terkait penerapan new normal pada tingkat satuan persekolahan. Kontroversi atas persoalan in, ujar Alwi. (Usman).